6 | Persekutuan

Persekutuan ialah membagi-bagikan segala se­suatu di dalam hidup dengan Allah dan dengan sesama lainnya.

APA ITU PERSEKUTUAN?

Kata Yunani untuk persekutuan ialah ‘koinonia’ yang berarti: kebersamaan, partisipasi, komuni/pergaulan/perhubungan, bantuan, sokongan, pertolongan, kontribusi dalam bantuan. Arti dasarnya ialah: umum, dimiliki oleh beberapa, misalnya: janganlah kita mempunyai persekutuan apapun (turut mengambil bagian dalam hal-hal umum) dengan perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa. (Ef 5:11).

TUJUAN PERSEKUTUAN

1. UNTUK MEMUASKAN HATI ALLAH.
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang hidup berkawan-kawan demi persekutuan, bukan hanya dengan sesamanya, melainkan juga dengan Allah. Oleh karena dia diciptakan menurut peta teladan Allah maka ia mempunyai kesanggupan untuk bergaul dengan Allah serta membawakan kepuasan bagi hati Allah sendiri. Pelbagai orang dalam Alkiab secara khusus disebutkan sebagai sahabat Allah, misalnya Henokh, Kejadian 5:22; Abraham, 2 Tawarikh 20:7; Musa, Keluaran 33:11.

2. UNTUK MENYATAKAN KEMULIAAN ALLAH KEPADA DUNIA.
Maksud keseluruhan dari persekutuan ialah:
a. Untuk mencapai suatu kesatuan baik dengan Allah maupun dengan sesama manusia. “Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku . . . ” Yoh 17:22,23a.
b. Melalui kesatuan itu, untuk menyatakan Allah kepada dunia.
” . . . supaya mereka sempurna menjadi satu: agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka” Yoh 17:23b.
3. UNTUK MENGUNGKAPKAN KASIH.
Maksud dasar dari persekutuan adalah sebuah ungkapan dari kasih kita. Kita menemukan kesukaan dan kemantapan kalau berada bersama-sama. (Rm 1:11,12).

PERSYARATAN PERSEKUTUAN

1. PENGABDIAN DASAR KEPADA SATU SAMA LAIN.
Tanpa adanya suatu saling-mempercayai selaku landasan, tidak akan terjadi persekutuan. Kemantapan persekutuan tergantung pada kemantapan pengabdian itu.

2. PENGABDIAN KITA HARUS DIDASARI KASIH ‘AGAPE’.
‘Agape’ adalah kasih yang “satu arah”, yang mengasihi bukan “oleh karena” tetapi “walau bagaimanapun”. Pengabdian sedemikian karenanya tidak akan terpengaruh oleh kelakuan yang berubah-ubah dari sesama lainnya. (Yoh 13:34).

3. PERSEKUTUAN SEJATI IALAH BERPUSATKAN KRISTUS.
Persekutuan kita dengan satu sama lain didirikan atas pengabdian bersama kita kepada Kristus.
“Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus” 1 Yoh 1:3.

4. HIDUP DI DALAM TERANG.
Perlu saling terbuka, jujur dan bersikap benar satu dengan yang lain.
a. Ini dapat pula berarti selalu sedia mengakui dosa-dosa kita sendiri pada sesama kita, atau mengampuni dosa orang lain terhadap kita. (1 Yoh 1:6,7; Mat 18:15).
b. Ketaatan kepada Terang – baik perintah yang umum maupun khusus yang telah Allah berikan.
c. Menyingkap setiap kedok/topeng atau selubung-selubung palsu. Terlalu banyak persekutuan a la dunia yang adalah munafik – hanya berakting sebuah peranan, tetapi tidak sejati/tulen. (1 Ptr 1:22).

5. PERHATIAN MURNI PADA KEPENTINGAN ORANG LAIN.
Tidak ada motivasi tersembunyi untuk kepentingan diri. Kerinduan kita seharusnya memberi dan bukan memperoleh.
“Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri” Flp 2:3. Baca juga Rm 12:10.

6. KESEDIAAN UNTUK MEMBERIKAN NYAWA SENDIRI.
Hidup itu sesungguhnya lebih dari sekedar hidup jasmani saja. Ia juga mencakup segala milik kebendaan/material kita, kepentingan pribadi kita, dan sebagainya. (Yoh 15:13; Yak 2:15,16). Ini juga berarti kesediaan untuk secara terbuka membagi-bagikan dari hal diri sendiri. Kita baru dengan sesungguhnya mengenal seseorang bilamana ia sungguh sedia mengungkapkan dirinya sendiri.

PERSEKUTUAN BAGAIMANA YANG BERLAKU PADA GEREJA YANG MULA-MULA

a. MEMBAGI-BAGIKAN SEGALA SESUATU. Kis 2:44,45. (Perhatikan ada tiga tahap perkembangan dalam persekutuan mereka di dalam Kis 4:32 — pertama-tama mereka sehati (roh), lalu mereka sejiwa (pikiran), dan kemudian diikuti dengan ungkapan jasmaniah dalam memiliki segala sesuatu secara bersama).
b. MEMPERTARUHKAN NYAWA MEREKA. Rm 16:3,4.
c. MENGABDIKAN DIRI KEPADA PELAYANAN SAUDARA-SAUDARA SEIMAN. 1 Kor 16:15.
d. MENJADI SALURAN SEGALA KEBUTUHAN. 1 Kor 16:17.
e. MENGAMBIL BAGIAN DALAM KESUSAHAN. Flp 4:14.
f. MEMBERI DENGAN PENUH PENGORBANAN. 2 Kor 8:2,3.
g. MEMPRAKTEKKAN KERAMAH-TAMAHAN. 3 Yoh 5; 1 Tim 3:2; Ibr 13:2; Mat 25:40.
h. MEMBANGUN SERTA MENGUATKAN SATU SAMA LAIN. 1 Tes 2:8; 2 Tim 3:10,14.

HASIL-HASIL PERSEKUTUAN

Hasil-hasil dari persekutuan di dalam gereja yang mula-mula ialah: takut akan Allah (Kis 2:43); gembira (Kis 2:46); disukai semua orang (Kis 2:47); bertambah jumlah orang percaya yang baru (Kis 2:47); segala keperluan terpenuhi (Flp 4:19); bermunculan daya kepemimpinan (1 Kor 16:15,16).

MENGHAYATI SENDIRI
PERSEKUTUAN

1. Apa yang persekutuan kita satu sama lain berakibat terhadap Allah?
2. Coba hayati persyaratan penting apa­kah bagi persekutuan yang sejati.
3. Bagaimana menurut anda menginter­pretasikan Kis 2:44,45 untuk masakini.
4. Apakah ketiga tahap perkembangan dalam persekutuan yang disebutkan Kis 4:32? Sudahkah itu menjadi kenyataan pula dalam hidup anda?
Uraikan dengan perkataan anda sendiri bagaimana persekutuan Kristen akan pengaruhi hidup anda.

YAPENRI (Yayasan Pendidikan Rohani Indonesia) P.O. Box 2869, Jakarta Pusat, Indonesia. © ASIAN OUTREACH 1980.