6 | Persembahan Diri

Ayat-ayat Alkitab lainnya yang berhubungan dengan pelajaran ini.
Yos 3:5 Mat 10:38 Mat 20:26-28 Yoh 17:20 Rm 6:19,22 1 Kor 7:23 Tit 2:14 Ibr 9:12-14 1 Ptr 1:18,19 1 Ptr 3:15

Aku adalah ciptaan baru, seorang anak Allah dan ahli-waris bersama dengan Kristus. Kini untuk menyatakan kasihku kepada-Nya, aku mempersembahkan hidupku kepada-Nya sebagai seorang hamba.

ARTI PERSEMBAHAN DIRI

Persembahan diri berarti “dipisahkan bagi penggunaan kudus”. Yaitu penyerahan seluruh keberadaan kita kepada Allah bagi pelayanan. lni tidak berarti sekedar berkhotbah atau bekerja bagi Allah. “Pelayanan” di dalam Alkitab mempunyai arti “menanti akan Allah” untuk mematuhi-Nya. Dengan kata lain, jika Ia menghendaki kita berdiri, kita berdiri; jika Ia menginginkan kita menunggu, kita tunggu; dan jika Ia mau kita lari, kita lari. Kita ini milik-Nya untuk mentaati.

TINDAKAN PERTAMA DARI PERSEMBAHAN DIRI

Persembahan diri merupakan suatu tindakan pasti dari kehendak kita di hadapan Allah. Ada suatu waktu tertentu dalam pengalaman setiap orang Kristen ketika kita menghadapi tantangan akan persembahan diri total dari hidup kita kepada Tuhan.

MEMPERSEMBAHKAN DIRI KITA KEPADA TUHAN

Imamat 8:18-28:
Upacara persembahan diri Harun dan anak-anaknya bagi keimaman merupakan sebuah gambaran bagi kita tentang mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan, karena setiap orang Kristen sekarang adalah seorang imam kepada Allah (1 Ptr 2:9). Tiga bahagian tubuh Harun dikenakan darah korban. Itu melam­bangkan persembahan diri kita yang total:

TELINGA: mendengarkan Firman Tuhan.
IBU-JARI TANGAN: melakukan kehendak Tuhan.
IBU-JARI KAKI: berjalan pada jaIan-Nya.
Roma 6:13,16,19:
“Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, ­tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-­senjata kebenaran” (ayat 13).

Persembahan diri merupakan sebuah tindakan dari kehendak bebas kita yang dimungkinkan melalui perubahan ajaib yang telah diadakan Tuhan Yesus dalam kehidupan kita. Tidak dapat kita memper­sembahkan kehidupan berdosa kita kepada Allah, namun oleh karena Yesus telah memerdekakan dan, melalui karya-Nya di kayu salib, telah menjadikan kita bukan lagi budak kepada setan dan kepada tabiat berdosa kita yang lama, kita sekarang dapat mempersembahkan diri kita kepada Allah. Ciptaan baru itulah (2 Kor.5:17) yang dikehendaki Tuhan untuk kita persembahan kepada-Nya, bukan yang lama.

Roma 12:1-2:
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu memper­sembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (ayat 1).

Paulus menggambarkan persembahan diri kita kepada Tuhan bagaikan “persembahan yang hidup”, dan mengatakan ia itu “kudus dan berkenan kepada Allah”. Ini hanya dapat ditujukan pada ciptaan baru yang Yesus telah jadikan kita, sebab hanyalah di dalam Dia bahwa kita ini kudus dan berkenan kepada Allah.

Kita dapat belajar banyak dari pengalaman Abraham. Baca Kejadian 22:1-19. Ishak merupakan pemberian khusus Allah kepada Abraham — seorang putera mujizat —penggenapan janji Allah kepadanya. Dan justeru ­Ishaklah yang Allah minta Abraham untuk dipersembahkan kepada-Nya. Dalam hal yang sama Tuhan menghendaki kepada kita, kepada-Nya.

KORBAN BAKARAN lmamat 1:1-17:

Korban bakaran dari hukum Perjanjian Lama merupakan sebuah gambaran dari hal “persembahan yang hidup” kepada Allah. Itulah yang tertinggi dari sekalian korban-korban. KESELURUHAN binatang itu (melambangkan orang percaya) diletakkan di atas mezbah. Api di bawah korban bakaran itu dibiarkan menyala terus-menerus — siang dan malam. Itu bukanlah sebuah korban untuk dosa, tetapi dimaksudkan sebagai penyerahan menyeluruh serta dedikasi dari para penyembah kepada Allah.

HIDUP SEHARI-HARI DALAM PERSEMBAHAN DIRI

Sekali tindakan pertama dari persembahan diri dilakukan kepada Tuhan, ia akan diikuti oleh suatu sikap yang terus-menerus dalam kehidupan kita sehari-hari. Inilah yang dimaksudkan Rasul Paulus ketika ia katakan, “tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut (tiap-tiap hari aku mati … )” 1 Kor 15:31.

MEMIKUL SALIB

“Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku’ ” Mat 16:24.

SUATU SIKAP HIDUP

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, la telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” Flp 2:5-8.
Kita telah dijadikan “ahli waris” bersama Kristus (Rm 8:17). Maka kita harus menunjukkan sikap yang sama seperti Tuhan Yesus Kristus sendiri sementara kita mempersembahkan hidup kita untuk melayani Allah.

MENGHAYATI SENDIRI
PERSEMBAHAN DIRI

1. Apa arti “persembahan diri”?
2. Dalam hal apa korban bakaran dari hukum Perjanjian Lama berbicara kepada kita tentang persembahan diri?
3. Dua aspek apa yang merupakan dasar-dasar persembahan diri kita kepada Allah?
4. Tiga langkah progresif apa yang membawa kita kepada persembahan diri?
Uraikan dengan perkataan anda sendiri cara bagaimana kebenaran pelajaran ini akan pengaruhi hidup anda.

YAPENRI (Yayasan Pendidikan Rohani Indonesia) P.O. Box 2869, Jakarta Pusat, Indonesia. © ASIAN OUTREACH 1980.