4 | Penyamaan-diri (Identifikasi)

Kata-kata “di dalam Kristus” banyak kali digunakan di seluruh Perjanjian Baru. Sangatlah penting untuk kita mengerti pentingnya istilah ini.

Yesus secara total diidentifikasikan dengan apa adanya kita dahulu, agar kita boleh menyamakan diri dengan apa adanya Dia. Ia telah menjadi Anak Manusia, supaya kita bisa menjadi anak-anak Allah. Ia sudah merasakan yang terdalam dari kondisi manusiawi, agar kita dapat diangkat oleh-Nya untuk ditempatkan bersama-Nya di kedudukan sorgawi. “Di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga” Efesus 2:6.

YESUS DIIDENTIFIKASIKAN DENGAN KEMANUSIAAN KITA

Yesus sesungguhnya menjadi seorang manusia. Ia mengalami semua emosi manusiawi dan semua batasan yang tak berdosa dari daging manusiawi (baca Roma 8:3; Filipi 2:5-8).

PENGALAMAN KITA

Yesus sepenuhnya diidentifikasikan dengan segala pengalaman manusiawi kita. Ia tidak hidup berisolasi – mengasingkan diri, melainkan menghadapi kehidupan sebagaimana adanya, dan berhasil mengatasi segala perkara (baca Ibrani 4:15).

Ia mengalami segala macam pencobaan namun bertahan tanpa dosa. Ia terus-menerus berhadapan dengan musuh dan senantiasa berkemenangan (baca Lukas 4:1-14). Ia mengalami berbagai badai, komplotan orang yang marah, kekecewaan, dan kegagalan nyata, namun selalu memelihara sifat berkemenangan dan beriman sehingga menyebabkan Dia tetap menang! Bacalah Lukas 4:28-30; 8:22-25; 19:41-44; 23:33-43.

DOSA KITA

“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita …” 2 Korintus 5:21.

Setelah mengalami hidup yang sempurna, tanpa dosa, maka Ia telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai sebuah korban persembahan untuk dosa kita (Ibrani 9:14). Dengan melakukan itu, Ia “menjadi dosa” bagi kita. Roh-Nya yang tanpa dosa “dicelupkan” di dalam dosa umat manusia; “kematian rohani” membungkus Dia, sehingga Bapa-Nya sendiri berpaling dari dosa yang hinggap pada diri-Nya dan meninggalkan Dia (Matius 27:46).

HUKUMAN KITA

“Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Matius 27:46.

Pada saat dosa umat manusia turun ke atas-Nya terjadilah akibat yang dasyat, yang memisahkan Anak Tunggal Allah dari kehadiran Bapa-Nya yang telah dinikmati-Nya dari sepanjang kekekalan.

Ia turun ke neraka di mana Ia mengalami murka kebenaran Allah terhadap dosa umat manusia sampai hutang sekalian manusia sudah dibayar penuh.

KITA DIIDENTIFIKASIKAN DENGAN YESUS DI DALAM . . .

KEMATIAN-NYA

Kita disamakan-diri dengan Kristus di dalam kematian-Nya. Dengan kata lain, bilamana kita menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita, Allah memandang kematian-Nya terhadap dosa menjadi kematian kita terhadap dosa. Ia sesungguhnya mewakili kita di kayu salib. Kita mati terhadap kerajaan gelap, supaya kita dapat dilahirkan kembali ke dalam kerajaan terang Allah. Hakim atas seluruh bumi menerima fakta bahwa “di dalam Kristus” kita mati terhadap hidup yang lama dan tidak lagi ada. Di dalam buku kehidupan Allah, orang Kristen tidak lagi mempunyai hikayat sampai sebelum keselamatannya. (Baca Roma 6:6-7).

PENGUBURAN-NYA

Tabiat lama kita yang berdosa telah dikuburkan bersama dengan Kristus, tidak akan dibangkitkan lagi. Tatkala mereka menurunkan Yesus dari kayu salib dan meletakkan-Nya di dalam kubur, kita sudah ditempatkan di dalam kubur bersama-sama dengan-Nya. Pada saat kita menerima sakramen baptisan air, itulah kebaktian penguburan kita; dan berada di bawah air baptisan itu berarti dengan iman kita menyamakan diri sendiri dengan penguburan Yesus, serta menerima kenyataan ini sebagai pengalaman kita sendiri. Hanya orang yang sudah mati baru dikuburkan. (Baca Roma 6:4).

PENDERITAAN-NYA

Penderitaan Yesus di kayu salib dan di dalam kubur berkenan kepada Allah sebagai penggenapan semua tuntutan keadilan terhadap diri kita. Allah memperhitungkan penderitaan Yesus sebagai penderitaan kita, dan kita tidak memiliki hutang lainnya untuk dibayar. (Baca Yesaya 53:3-4,11).

KEBANGKITAN-NYA

Setelah menghancurkan kuasa dosa, Ia menghadapi Satan dalam medan pertempuran, mengalahkan dia dan bangkit berkemenangan dari antara orang mati (baca Kolose 2:14-15). Ketika Yesus bangkit, menang atas Satan, kematian dan kubur, kita bangkit bersama-Nya. Ia bangkit bebas total dari

sengat dosa dan maut seolah-olah Ia tidak pernah menanggung dosa kita ke atas-Nya. Sama halnya, tatkala kita dilahirkan kembali, kita sedemikian bebas dari sengat dosa seolah dosa itu tidak pernah ada. (Baca Roma 6:5,8-11).

KENAIKAN-NYA

Setelah kebangkitan-Nya Yesus naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan takhta Bapa-Nya (baca Efesus 1:19-23). Kita ada “di dalam Kristus” di dalam kenaikan-Nya (baca Efesus 2:6).

Allah melihat kita duduk di atas takhta di dalam Kristus. Menggunakan posisi otoritas dan kemenangan kita, dapatlah kita tanpa takut menduduki tempat kita, menunjukkan kepada si Satan kita ada di dalam Kristus, dan sesungguhnya memerintah di dalam kehidupan melalui Yesus Kristus Tuhan kita. (Baca Roma 5:17). Semuanya yang telah dibuat Yesus, telah dilakukan-Nya sebagai wakil kita. Di mata Allah, kemenangan-Nya atas Satan merupakan kemenangan kita, dan penaklukan-Nya atas dosa adalah penaklukan kita. Sebagaimana Ia dijadikan sama dengan kita di dalam penurunan posisi (degradasi) kita, sedemikian juga kita sekarang diidentifikasikan dengan Dia di dalam kemuliaan-Nya.

MENGHAYATI SENDIRI

1. Dengan cara apakah Tuhan Yesus disamakan dengan kemanusian kita?

2. Dengan cara bagaimana Tuhan Yesus dijelaskan dalam pengalaman hidup kita?

3. Bagaimanakah arti penyamaan kita dengan kenaikan-Nya ke surga?


Uraikan dengan perkataan anda sendiri cara bagaimana kebenaran pelajaran ini akan mempengaruhi hidup anda.

AYAT-AYAT ALKITAB LAINNYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAJARAN INI

Ulangan 21:23, Yesaya 53:2-4, Kisah Para Rasul 2:22-27, 1 Korintus 10:13, 2 Korintus 5:1, 7, Galatia 3:13, Galatia 6:14, Efesus 2:12-13, Ibrani 2:9,14, Ibrani 2:17-18, Ibrani 4:14,16