8 | Prinsip Salib di Dalam Kita

MEMIKUL SALIB SETIAP HARI

“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib setiap hari dan mengikut Aku.” Lukas 9:23.

YANG BUKAN DIMAKSUDKAN DENGAN MEMIKUL SALIB SETIAP HARI

Tidaklah berarti bahwa kita harus berusaha mematikan tabiat berdosa kita yang lama setiap hari. Hal ini tidak mungkin untuk kita lakukan dan justru karena itulah mengapa perlu bagi Yesus untuk datang dan mati menggantikan tempat kita, itu sebuah pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan oleh Allah sendiri. Di dalam Kristus, yang mati sebagai pengganti saya, Allah menjadikan SAYA mati!

“Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” (Roma 6:6).

Inilah sebuah perbuatan yang satu-kali-untuk-selamanya yang telah terjadi sekitar 2000 tahun yang lalu. Dan menjadi pengalaman pribadi kita kalau kita menjangkaunya dengan iman dan menerima apa yang telah Ia genapkan bagi kita.

“Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikian hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (Roma 6:10-11).

Kematian Yesus sudah berurusan dengan masalah dosa yang ada di dalam daging kita.

Ini bukan dimaksudkan bahwa tidaklah mungkin lagi bagi seorang Kristen berbuat dosa. Kita masih memiliki kesanggupan untuk memilih berbuat dosa apabila kita mau, tetapi kebenaran Injil yang indah ialah bahwa kita tidak lagi HARUS berbuatnya, karena tabiat dosa itu yang ada di dalam kita telah “diamankan” di kayu salib (bacalah 1 Yohanes 2:1).

YANG DIMAKSUDKAN DENGAN MEMIKUL SALIB SETIAP HARI

a. TIDAK DIKUASAI OLEH KEINGINAN-KEINGINAN MANUSIAWI

Salib merupakan suatu bentuk penghukuman. Yesus bukan saja akhirnya mati di kayu salib, tetapi prinsip salib dalam kehidupan-Nya merupakan suatu pengalaman setiap hari. Ia memang tanpa dosa, namun Ia telah mengenakan daging manusiawi dan merasakan semua keinginan dan kebutuhan seorang manusia (bacalah Ibrani 2:18 dan 4:16). Ia dapat merasakan letih dan lapar, dan Ia pun mengenal kesusahan (baca Yohanes 4:6; Matius 4:2-4 dan 8:20). Tetapi Yesus tidak hidup untuk diri-Nya sendiri – segala keinginan dan kesenangan-Nya sendiri. Daging manusiawi-Nya tidak menguasai hidup-Nya. Ia hidup dengan memikul salib setiap hari. Kematian Yesus merupakan kematian kita, dan kebangkitan-Nya adalah kebangkitan kita. Kita telah dibangkitkan di dalam Dia – sebuah ciptaan baru (bacalah Efesus 2:6 dan 2 Korintus 5:17). Namun kita masih di dalam daging manusiawi, maka sebagaimana Yesus telah berbuat ketika Ia berada di muka di dalam daging, sekarang kita pun harus memikul salib kita setiap hari dan mengikut Dia.

b. MEMPUNYAI SIKAP-SIKAP YANG SAMA YANG YESUS MILIKI

Setelah menerima kebenaran dari kematian “tabiat lama” kita bersama Kristus di kayu salib, dan menyadari bahwa kita sudah dibangkitkan bersama-Nya ke tempat yang sorgawi, maka kini Allah menghendaki agar kita mengekspresikan dalam kehidupan kita setiap hari semua sikap yang sama yang diekspresikan Yesus tatkala Ia menuju ke salib (baca Filipi 2:5-8).

ENAM SIKAP SALIB

1. MAKSUD-TUJUAN

Yesus tahu kedudukan-Nya yang benar dan hubungan-Nya dengan Allah, namun dengan pilihan-Nya sendiri Ia datang ke atas bumi. Ia datang karena Ia mempunyai suatu misi untuk digenapi. Maksud-tujuan-Nya yang tunggal ialah sampai ke kayu salib, karena Ia tahu bahwa hanyalah melalui kematian dan kebangkitan-Nya maka keselamatan bisa diperoleh manusia. Sepanjang seluruh hidup-Nya di atas bumi Ia tidak pernah kehilangan pandangan akan misi-Nya (Lukas 9:51). Kita juga dipanggil oleh Allah. Misi kita ialah mencapai setiap orang dengan kabar baik bahwa keselamatan tersedia melalui Kristus (baca Yohanes 20:21; bacalah juga Matius 28:18-20). Tidak ada kesenangan, kepunyaan, atau reputasi duniawi yang lebih penting dari pada maksud-tujuan untuk mana kita dipanggil. Kita juga tahu kedudukan dan hubungan kita dengan Allah di dalam Kristus dan kini, dengan mata kita diarahkan teguh pada misi kita, kita pun memikul salib kita setiap hari sehingga misi itu tergenapi.

2. KASIH

Yesus memikul salib bukan untuk diri-Nya sendiri melainkan untuk orang lain. Demikianlah seharusnya dengan kita (baca 1 Yohanes 3:16).

3. PENYERAHAN

Yesus menyerahkan seluruh hidup-Nya kepada kehendak Bapa-Nya, oleh sebab kasih-Nya yang besar terhadap-Nya. Ini juga seharusnya menjadi ekspresi kasih kita kepada Allah (baca Yohanes 4:34).

4. HATI PELAYAN

Kendatipun Ia Tuhan dari semua, dengan pilihan-Nya sendiri Ia telah menjadi pelayan dari semua (baca Lukas 22:24,27). Ini pula sepatutnya pilihan kita.

5. PENGAMPUNAN

Menghadapi cemoohan para musuh-Nya dan oposisi sampai pada titik maut, Yesus mengampunkan mereka itu yang sudah melukai-Nya. Ini pun tentunya sikap kita (bacalah Lukas 23:33-43 dan Matius 18:21-22.

6. VISI/PENGLIHATAN

Yesus melihat di balik penderitaan salib, pada kebangkitan dan hasil yang berkemuliaan dari jiwa-jiwa yang akan Ia bawakan kepada Bapa-Nya. Visi ini memberi-Nya kekuatan untuk menanggung derita salib. Iman pada kemenangan-yang-kemudian memberikan kita kekuatan melalui segala cobaan kita (baca Ibrani 12:2; 2:10).

MENGHAYATI SENDIRI

1. Apa saja yang tidak dimaksudkan dengan memikul salib setiap hari?

2. Hayati pokok-pokok utama yang dimaksudkan dengan memikul salib setiap hari.

3. Bagaimana seharusnya sikap salib pada kita?


Uraikan dengan perkataan anda sendiri cara bagaimana kebenaran pelajaran ini akan mempengaruhi hidup anda.

AYAT-AYAT ALKITAB LAINNYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAJARAN INI

Matius 10:16-39, Matius 16:24-26, Matius 18:1-4, Matius 23:11, Markus 8:34-38, Markus 10:45,,Lukas 9:24-26, Lukas 14:25-33, Yohanes 13:3-17, Yohanes 15:12-20, Efesus 4:22-24, 1 Yohanes 3:16