MASALAHNYA
“Seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.” Roma 3:10-12.
Seluruh keturunan manusia berada di suatu tempat pemisahan total dan mutlak dari Allah. Mulai dari saat pria dan wanita pertama berdosa sampai kebangkitan Kristus manusia tidak memiliki jalan masuk resmi ke dalam hadirat Allah. Dalam masa Perjanjian Lama hanyalah imam besar yang dapat masuk ke dalam tempat maha suci di Bait Allah setahun satu kali, itupun sesudah berbagai upacara rumit.
UMAT MANUSIA DISEBUTKAN SEBAGAI:
anak-anak ketidaktaatan (Efesus 2:1-2); anak-anak kemurkaan (Efesus 2:3); anak-anak Iblis (Yohanes 8:44); musuh-musuh Allah (Kolose 1:21; Yakobus 4:4); warga-warga tanpa pengharapan (Efesus 2:12).
ALKITAB MENYATAKAN:
Ada dosa di dalam setiap orang (Mazmur 14:3; Roma 3:23). Dosa memisahkan manusia dari Allah (Yesaya 59:2). Manusia tidak mampu menjadi benar dengan usaha-usahanya sendiri (Roma 3:20; Galatia 2:16). Allah menghukum dosa (Yehezkiel 18:4; Roma 6:23).
Oleh karena tabiat Allah adalah kudus, dan sebab Ia merupakan hakim yang benar, maka Ia bertahan tetap pada hukum-Nya sendiri yang benar. Dosa manusia serta pemberontakan dan ketidaktaatannya telah menjadikan tidak mungkin bagi Allah yang kudus untuk menerimanya ke dalam hadirat-Nya tanpa terlebih dulu menghancurkan dasar utama dari hukum moral yang memerintah alam semesta. Dosa mendatangkan hukuman mati; manusia sudah berbuat dosa dan karenanya harus mati.
RENCANA
Satu-satunya cara untuk Allah tetap bertahan pada hukum-Nya yang benar dan sekaligus mendatangkan juga pengampunan serta pendamaian kepada manusia, ialah mencarikan seorang pengganti untuk mati di tempat manusia. Seorang pengganti yang cocok harus ditemukan yang dapat berdiri benar di hadapan Allah, dan sekaligus juga dapat sesungguhnya mewakili keturunan manusia. Mestinya seorang yang tidak mempunyai dosa. Tidak ada seorangpun – karena semuanya sudah berbuat dosa. Maka Allah sendiri mesti menjadi manusia agar bisa mendamaikan manusia kepada Allah!
“Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” 2 Korintus 5:19,21. Baca juga Filipi 2:6-8.
SANG PENGGANTI
“Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Yesaya 53:4-5. Bacalah seluruh fasal 53.
Yesus Kristus, Anak Allah, memasuki sepenuhnya arus hidup manusia menjadi, sebagaimana Ia menyebut diri-Nya: “Anak Manusia” (Lukas 19:10). Ia menjalani suatu hidup yang sempurna dan dengan demikian mampu mewakili kita di hadapan Allah, membawa manusia dan Allah bersama-sama. Hanyalah Ia satu-satunya yang dapat memuaskan kekudusan Allah dan semua kebutuhan total umat manusia.
“Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” Ibrani 4:14-16.
Penghukuman Allah atas dosa ialah maut – baik badani maupun rohani. Yesus mati di tempat semua orang berdosa. Ia meletakkan pada diri-Nya penghukuman Allah atas dosa.
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” 1 Petrus 2:24.
KAYU SALB
Mengapa Allah memilih kayu salib sebagai sarana kematian Kristus? Para murid bermegah dalam salib dan terus-menerus memberitakan “Kristus yang tersalib”.
“tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.” 1 Korintus 1:23-24. Baca juga Galatia 6:14.
Salib merupakan lambang terbesar rasa malu dan penghinaan:
Bagi orang-orang Yahudi salib merupakan sebuah tanda kutukan Allah. Karenanya adalah suatu batu sandungan bagi mereka untuk memikirkan Sang Messias disalibkan.
“Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'” Galatia 3:13.
Pada masa Perjanjian Lama hanyalah mereka yang bersalah karena penyembahan berhala atau penghujatan yang digantung pada kayu salib atau pohon, setelah dirajam/dilempari batu sampai mati, sebagai suatu peringatan bagi orang-orang lain. Baca Ulangan 21:22-23.
Orang-orang Romawi menggunakan kayu salib sebagai suatu cara menghukum mati para budak dan penjahat terbesar. Bahwa dosa manusia dihukumkan pada kayu salib menunjukkan sikap perbuatan jahat terbesar.
KASIH DAN KEADILAN BERTEMU PADA KAYU SALIB
Kayu salib merupakan tempat di mana kasih Allah dan penghukuman Allah yang benar bertemu (baca Roma 5:8-11). Penghukuman-Nya yang benar menuntut hukuman mati bagi dosa – penumpahan darah. Kasih-Nya memenuhi tuntutan-Nya sendiri dan Yesus, Anak Allah, mati sebagai pengganti kita.
MENGHAYATI SENDIRI
1. Sebutkanlah 5 keadaan yang menggambarkan manusia berada di luar Yesus Kristus.
2. Uraikanlah 4 hal bagaimana Alkitab menjelaskan tentang dosa.
3. Mengapa Allah merasa perlu menyediakan suatu pengganti?
4. Bagaimanakah 2 kepribadian Allah bertemu pada salib?
Uraikanlah dalam perkataan anda sendiri cara bagaimana kebenaran pelajaran ini akan mempengaruhi hidup anda.
AYAT-AYAT ALKITAB LAINNYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAJARAN INI
Yesaya 53:11, Yohanes 1:29, Roma 3:24-25, Roma 4:25, 1 Korintus 5:7, Galatia 1:4, Kolose 2:14, 1 Timotus 2:5, Ibrani 2:9, lbrani 9:14,22, lbrani 9:25-26, Ibrani 9:28, Ibrani 10:1-4, 1 Petrus 3:18, Wahyu 13:8